Islamic Calendar

Wednesday, November 17, 2010

Hadis ke 10 :Imam Nawawi

Terjemah hadits:

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata :

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
Sesungguhnya Allah ta’ala itu baik, tidak menerima kecuali yang baik.

Dan sesungguhnya Allah
memerintahkan orang beriman sebagaimana dia memerintahkan

para rasul-Nya dengan firmannya :
Wahai Para Rasul makanlah yang baik-baik dan beramal shalihlah.

Dan Dia berfirman : Wahai orang-
orang yang beriman makanlah yang baik-baik

dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian.

Kemudian
beliau menyebutkan ada seseorang melakukan perjalan jauh

dalam keadaan kumal dan berdebu. Dia
memanjatkan kedua tangannya ke langit

seraya berkata : Yaa Robbku, Ya Robbku,

padahal makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram

dan kebutuhannya dipenuhi dari sesuatu yang haram,
maka (jika begitu keadaannya)

bagaimana doanya akan dikabulkan.

(Riwayat Muslim).


Pelajaran :

1.Dalam hadits diatas terdapat pelajaran akan sucinya Allah

ta’ala dari segala kekurangan dan cela.

2.Allah ta’ala tidak menerima kecuali sesuatu yang baik.

Maka siapa yang bersedekah dengan barang

haram tidak akan diterima.

3.Sesuatu yang disebut baik adalah apa yang dinilai

baik disisi Allah ta’ala.

4.Berlarut-larut dalam perbuatan haram akan menghalangi

seseorang dari terkabulnya doa.

5.Orang yang maksiat tidak termasuk mereka yang dikabulkan

doanya kecuali mereka yang Allah

kehendaki.

6.Makan barang haram dapat merusak amal dan menjadi

penghalang diterimanya amal perbuatan.

7.Anjuran untuk berinfaq dari barang yang halal dan

larangan untuk berinfaq dari sesuatu yang

haram. 8.Seorang hamba akan diberi ganjaran jika

memakan sesuatu yang baik dengan maksud agar dirinya

diberi kekuatan untuk ta’at kepada Allah. 9.Doa orang

yang sedang safar dan yang hatinya sangat mengharap

akan terkabul. 10.Dalam hadits terdapat sebagian dari

sebab-sebab dikabulkannya do’a : Perjalanan jauh, kondisi

yang bersahaja dalam pakaian dan penampilan dalam

keadaan kumal dan berdebu, mengangkat kedua

tangan ke langit, meratap dalam berdoa, keinginan kuat

dalam permintaan, mengkonsumsi makanan,

minuman dan pakaian yang halal.



Sumber : Hadis arbain Imam nawawi

"Orang yang kuat itu bukanlah orang yang kuat dalam berkelahi, namun orang yang kuat adalah orang yang dapat menguasai emosinya tatkala marah"
(Muttafaqun Alaih)

Ada banyak hal yang kadang sangat-sangat mudah tetapi karena sangat reaktif dan emosional, tiba-tiba hal yang mudah itu menjadi sebuah masalah yang besar dan berlarut-larut tanpa ada penyelesaian yang bijak.

Suatu hari seorang bapak makan disebuah restoran bersama dengan keluarganya. Ketika sedang asik menyantap makanan, bapak tersebut melihat disampingnya ada seorang anak kecil yang tanpa sengaja menjatuhkan gelas dari mejanya. Airnya tumpah membasahi meja dan baju si anak. Spontan ayah anak itu marah, “Mengapa kamu tidak hati-hati?” bentak si ayah. Si anak menangis. Si ayah makin memarahinya saja. Bapak yang lain menyaksikan kejadian itu hanya geleng-geleng saja. Menurutnya suasana makan keluarga tersebut seketika berubah menjadi kacau. Tentu saja keadaan tersebut tidak akan terjadi jika sang ayah mampu bersikap lebih bijak, sabar, dan tidak emosional.

Jika kita renungkan, dalam hidup ini ada banyak masalah yang muncul karena kita terlalu membesar-besarkan masalah yang sebenarnya sederhana saja. Keadaan akan menjadi lain, keluarga tersebut akan makan dengan tenang dan bersuka-cita, jika si ayah berkata sambil tersenyum, “Lain kali hati-hati ya, nak.” Masalah pun selesai ! Si anak dan keluarga yang lain pun senang. Namun, yang sering terjadi adalah kita lebih mengutamakan amarah, menyalahkan orang lain, keadaan, dan dunia sekitar jika sedang ditimpa persoalan. Akibatnya kita kehilangan dua hal yang sangat penting dalam hidup ini, yaitu :

Pertama : Rasa Syukur

Jika terlalu sibuk menggerutu dan mengeluh, kita akan kehabisan waktu untuk bersyukur atas segala rahmat yang Allah berikan.

Hari ini sebelum kita protes tentang menu dan rasa makanan dihadapan kita, pikirkanlah seseorang yang tidak memiliki sesuatu untuk dimakan.

Sebelum kita mengeluh karena tidak memiliki banyak materi, pikirkanlah seseorang yang mengemis dijalanan hanya untuk mendapatkan sedikit belas kasihan dari orang lain.

Sebelum kita mengeluh karena wajah kita tidak secantik atau setampan yang kita inginkan, pikirkanlah seseorang yang memiliki wajah lebih buruk.

Sebelum kita mengeluh tentang kekurangan pasangan kita, pikirkanlah banyaknya orang yang bergumul meminta pasangan hidup.

Sebelum kita mengeluh tentang sulitnya hidup ini, pikirkanlah seseorang yang terbaring koma di rumah sakit, bahkan untuk memikirkan masa depanpun ia sudah tidak mampu lagi.

Sebelum kita mengeluh mengenai jarak yang harus kita tempuh ketika mengemudi, pikirkanlah seseorang yang juga menempuh jarak yang sama dengan berjalan kaki.

Ketika kita merasa lelah dan mengeluh tentang pekerjaan, pikirkanlah seseorang yang tidak mempunyai pekerjaan karena tidak memiliki kemampuan dan kesempatan seperti kita.


Kedua : Rasa Ikhlas

Kehidupan ini harus diterima dengan penuh Kebahagiaan tanpa suatu keharusan memiliki segalanya dengan berlebihan.

Jalan kebahagiaan adalah merasa senang pada diri kita, apa yang kita kerjakan dan apa yang kita miliki merupakan rahasia kekuatan, kepuasan, dan kehidupan pribadi yang berenergi tinggi.

Kebahagiaan menghubungkan kita dengan keindahan dan kekuatan semesta alam, dengan kekuatan tertinggi kita, dengan Sang Illahi.

Kebahagiaan berarti merasakan dan mengungkapkan kebahagiaan hidup, bergembira karena keindahan dan kekayaan sebagai makhluk.

Kebahagiaan merupakan daya pembebas ampuh yang melepaskan kreativitas, bakat, kemampuan, dan kecakapan kita.

Kebahagiaan mengilhami harapan. Kebahagiaan memberi makan hati dan jiwa. Kebahagiaan membawa semangat ke dalam hidup kita.

Kebahagiaan menular dan merupakan pemberian teerbesar yang dapat kita berikan kepada diri sendiri dan orang lain.Jalan kebahagiaan telah ada. Jalur itu senantiasa sudah ada menantikan kita…..

Kebahagiaan membuat tekanan darah kita yang tinggi menjadi normal, pernafasan menjadi lebih dalam dan teratur sehingga membawa lebih banyak oksigen kesel-sel tubuh kita.

Kebahagiaan meningkatkan vitalitas dan semangat sehingga kita akan merasa sehat. Kebahagiaan selalu memancar membasahi jiwa-jiwa yang kering dan tandus.

Kebahagiaan merupakan peristiwa dari dalam keluar. Kebahagiaan berasal dari dalam bathin kita untuk memberkahi dunia kita dan sekitar kita. Riak-riak gelombang Kebahagiaan itu melebar sambil membuat dunia menjadi lebih baik bagi kita semua.

" HANYA ORANG YANG SABAR YANG MAMPU SENANTIASA BERBHAGIA "

Monday, November 15, 2010

Sunday, November 14, 2010

Kita ada ibu bapa? Ibu bapa kita sayang akan kita tidak? Bagaimana kita tahu yang mereka menyayangi kita? Apa buktinya? Kita ada ibu bapa, kenalkah kita akan ibu bapa kita itu? Kalaulah hidup setelah dibesarkan oleh ibu bapa, tapi tidak kenal siapakah ibu bapa kita itu, patutkah kita?

Berapa lama kita tinggal di negara tercinta ini? Kenal tidak kita akan perdana menteri kita sekarang ini? Siapa? Kalaulah kita setelah tinggal dengan aman seberapa lama di negara ini, tetapi tidak kenal perdana menteri negara ini, patutkah kita?

Berapa lama pula kita telah hidup di muka bumi ini? Kenal tidak kita akan tuan pencipta dunia ini? Kenal tidak kita akan tuhan kita? Ya, siapa? Kalaulah kita setelah hidup di duniaNya, berjalan di atas tanahNya, makan makananNya, pakai pakaianNya, tetapi tidak kenal siapa tuhan atau pencipta dunia ini, patutkah kita?

Jadi kenal tidak kita akan tuhan kita?

Sekarang ini kita ada ibu bapa bukan. Ada tidak mereka memberikan harapan kepada kita? Bila seseorang itu memberikan harapan kepada kita bermakna kita ini ialah orang kepercayaan seseorang itu. Jadi, kita ini adalah orang kepercayaan ibu bapa kita.

Baiklah, katakanlah tiba-tiba kita dilantik sebagai orang kanan Perdana Menteri Malaysia. Hebat atau tidak? Hebat bukan, kerana kita telah menjadi orang kepercayaan Perdana Menteri.

Tetapi sedar atau pun tidak, kita ini sebenarnya adalah orang kepercayaan Allah, tuan empunya muka bumi ini. Jadi hebat atau tidak kita ini? Sudah pasti jawapannya adalah hebat.

Jadi sekarang katakan kepada diri kalian bahawa kalian adalah hebat.

Kita ada ibubapa dan mereka memberikan kepercayaan kepada kita, jadi sanggupkah kita mengkhianati ibubapa kita? Sanggup? Tidak sanggup.

Sekarang ini, katakanlah pula yang kita ini tadi telah dilantik menjadi orang kepercayaan Perdana Menteri Malaysia, adakah kita sanggup mengkhianati Perdana Menteri kita? Sanggup? Tidak sanggup.

Jadi, kita ini adalah orang kepercayaan Allah, sanggupkah kita mengkhianati Allah? Sanggup? Tidak sanggup.

Tapi hakikatnya berapa ramai yang telah mengkhianati Allah? Ramai bukan.

Sanggupkah kita mengkhianati Allah?

perkongsian bermakna



fun...interesting......good job.....

siapa yang pernah menonton kartun ni?......sila angkat tangan......
[ good to evrybody ]

seronok kan.....agak-agak anda perasan x disebalik scene ini......tersimpan pengajaran yang baik........ dengan usaha segalanya mampu berubah.....

BUT more special for us as MUSLIM..........we have more than that.....not just an effort......but ALLAH......The Most Almighty that give us anything........

Tiap-tiap usaha manusia kemanfaatannya kembali kepada dirinya sendiri

29:6
Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

9:105. Dan Katakanlah
"Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

Kemunculan Terbaru


Video special untuk semua, sebagai langkah pertama kemunculan kali ini...Maaf sekian lama tiada pembaharuan blog.Pihak kami akan perbaiki dari masa ke semasa.

Segala berita terkini akan di perbaharui insyaallah...

sebarang komen atau masukan kalian sangat di galakkan....

salam mujahadah....